Setengah jam melototoin pemain yang dengan lihai dan gesit memainkan bola mataku tertantang untuk menyisir kerumunan penonton dari kiri ke kanan dari sisi yang paling dekat sampai ujung yang terjauh ternyata semuanya kaum adam, perempuan yang terlihat hanya beberapa ibu-ibu yang memanfaatkan situasi untuk berdagang, tapi tak disangka mata ini menagkap bayang-bayang yang berbeda memang tidak dalam jajaran penonton agak kebelakang sedikit terlihat seorang perempuan, wanita muda. secara sepintas aku tak yakin ia sedang dan sengaja datang untuk menyaksikan pertandingan sepakbola kampung
Dengan mengumpulkan semangat yang berserakan aku memberanikan diri menghampirinya tujuannya sekedar basi-basi dan menanyakan perihal kehadirannya di tempat yang diselimuti kaum adam ini aku sedikit merasa tertantang wajar saja ia disini perempuan satu-satunya dan makhluk langka di jajaran penonton yang lain.
Akhir cerita aku mengutarakan semua yang ada di pikiraanku dari pertanyaan tentang ini tentang itu dan ternyata jawabannya sangat sederhana.denga polos ia mengatakan sebagai warna ditengah dominasi laki-laki sekalian "jual muka" kali aja laku kan pembelinya bajak yang dijual limited editin.... hufftttt
0 comments:
Post a Comment